Amsterdam, REQNews.com -- Nieuwe Kerk Amsterdam, atau Gereja Baru Amsterdam, akan memamerkan barang-barang yang dijarah serdadu Belanda dari Indonesia selama Perang Kemerdekaan.Situs <a href="https://www.nu.nl/cultuur-overig/6269699/geroofde-objecten-in-amsterdamse-indonesie-tentoonstelling-van-de-zotte.html">NU.nl</a> memberitakan penyelenggara pameran dan Arsip Nasional Belanda membenarkan rencana itu. Pameran akan digelar 21 Oktober 2023.Pameran akan menimbulkan kontroversi karena kabinet sedang menunggu saran bagaimana mengembalikan barang curian dari Indonesia itu. Sejumlah ahli dan kelompok kepentingan menyebut rencana Nieuwe Kerk Amsterdam sangat tidak baik dan gila.Tidak ada penjelasan apakah pengembalian barang curian yang akan dipamerkan adalah bagian langkah politik dan moral pemerintah Belanda. Sebelumnya, dalam kunjungan ke Jakarta, PM Belanda Mark Rutte menyampaikan 'pengakuan' kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.Sayangnya, pengakuan itu nyaris tanpa konsekuensi hukum apa pun karena disampai oleh pemerintah Belanda, bukan kepala negara Kerajaan Belanda.Selama bertahun-tahun, terhitung sejak penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS), tidak ada pembicaraan bagaimana Belanda berurusan dengan barang seni yang dijarah dari Indonesia dan properti lainnya.Januari 2021 kabinet Belanda berjanji mengembalikan benda-benda seni yang dijarah, serta mempelajari benda-benda dari bekas wilayah kolonial jika diminta. Pemerintah Indonesia telah meminta pengembalian benda itu tahun lalu.Namun itu tentang benda-benda museum. Belum ada kesepakatan tentang benda-benda yang dijarah di arsip negara. Kabinet akhirnya meminta nasehat Dewan Kebudayaan pada Agustus 2022, dan rekomendasi diharapkan muncul Oktober 2023.De Grote Indonesië Tentoonstelling yang akan diselenggarkan De Nieuwe Kerk Amsterdam dipastikan akan menarik minat banyak orang. Gereja ini adalah salah satu lokasi pameran terbesar yang dikunjungi 250 orang setiap tahun. Pameran MenyakitkanArsip Nasinal Belanda di Den Haag meminjamkan 38 barang jarahan kepada De Nieuwe Kerk. Seluruh barang itu adalah properti dari arsip NEFIS, arsip Indonesia paling kontroversial di Belanda. Sebagian barang dari arsip NEFIS dicuri selama Perang Kemerdekaan 1945-1949.NEFIS adalah kependekan dari Netherlands Force Intelligence Service, atau Badan Intelejen Belanda. NEFIS beroperasi di Indonesia selama Perang Kemerdekaan. Personelnya terdiri dari orang-orang di Nusantara yang ditugaskan mencari informasi pergerakan pasukan republik.Parlemen Belanda meloloskan mosi awal untuk mengembalikan dokumen yang dicuri dari arsip NEFIS ke Indonesia.Arsip Nasional Belanda mengatakan memamerkan barang curian bisa menyakitkan mereka yang terlibat dan kerabat terdekatnya. Pemerintah Belanda juga telah menginformasikan hal ini ke De Nieuwe Kerk.Pihak Arsip Nasional Belanda berusaha cuci tangan dengan mengatakan tanggung jawab menunjukan barang curian dan penjelasannya ada pada pihak yang meminjam benda itu. Namun peminjaman dokumen arsip dapat dihetikan jika disarankan agar dilakukan penelitian asal-usul kekayaan orang Indonesia itu.De Nieuwe Kerk berjanji menyelidiki latar belakang semua dokumen arsip dan beberapa item, sehingga tidak berakhir di pameran saja. Namun kelompok kepentingan mengkritik fakta bahwa De Nieuwe Kerk berencana menarik perhatian publik akan barang curian itu."Ini tidak baik," kata Rochelle van Maanen dari Jaringan Dekolonisasi, sebuah jaringan yang berakar dari orang Indonesia. "Saat ini masih ada diskusi apakah dibenarkan memamerkan harta curian di belakang pemik yang sah?""Ini gila," kata Yvette Kopijn, peneliti sejarah kolonial yang memiliki akar keindonesiaan. "Pameran harus belajar dari peristiwa seputar revolusi. De Nieuwe Kerk harus bertanggung jawab."Kopijn mengacu pada pembahasan dan pameran Revolusi Indonesia di Rijksmuseum, Februari lalu. Setelah mendapat pertanyaan dari NU.nl, Rijksmuseum mengakui memamerkan 130 buku harian, album foto, dan properti hasil jarahan dari Indonesia selama revolusi.

Nieuwe Kerk Amsterdam akan Pamerkan Barang Hasil Curian Intelejen Belanda di Indonesia 1945-1949

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi