Jakarta, REQNews.com -- Entah dari mana harus memulai ketika membicarakan Het Huis de Reimer, sebuah rumah pedesaan yang dihuni notaris Johannes Diedericus de Reimer di kawasan Tanah Abang. Sven Verbeek, dalam tulisan De metamorfose van Tanah Abang yang diposting di javapost.nl 8 September 2016, mengajak kita memahami perubahan Tanah Abang mulai masa awal VOC sampai kawasan itu menjadi perumahan taman, dengan Het Huis de Reimer di dalamnya.Metamorfosa dimulai ketika Sultan Agung mengkonsentrasikan pasukannya di tanah berwarna merah saat serangan pertama ke Batavia tahun 1628. Tanah Abang, atau tanah merah, menjadi nama kawasan itu. Namun nama Tanah Abang sempat menghilang ketika VOC memberikan kawasan itu kepada Phoa Beng Gan, kapten Tionghoa Batavia dan pembangun kanal Molenvliet, dan memberinya nama Bingamshoogte tahun 1650.Phoa Beng Gan membuka perkebunan tebu dan membangun pabrik gula. Pekerjanya adalah mantan prajurit Sultan Agung yang menolak kembali ke Mataram karena takut dihukum mati. Prajurit Mataram ini tetap menyebut Tanah Abang, bukan Bingamshoogte untuk wilayah yang mereka kenal.Tahun 1710, Abraham van Riebeeck, putra Jan van Riebeeck, membangun resor plesiran dari kayu di lokasi yang kini disebut Tanah Abang Heuvel. Seperempat abad kemudian Justinus Vinck membangun pasar Tanah Abang dan Pasar Senen, dan menghubungkan keduanya dengan sebuah jalan yang disebut Kampong Lima dan Oude Tamarindelaan.Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff mengambil alih resor Van Riebeeck dan mengubahnya menjadi bangunan batu, yang dibadikan Johannes Rach ke dalam lukisan tahun 1770. Namun, banyak orang menyebut rumah Van Imhoff di Tanah Abang sebagai rumah aneh, yang membuat orang asing tersesat di dalamnya dan susah payah mencari jalan keluar.Van Imhoff tidak lama berleha-leha di rumah itu. Willem Vincent Helvetius (WVH) van Riemsdijk mengambil alih rumah itu saat mengakuisisi tanah mulai dari Kongsplein Zuid sampai Rijswijkstraat. Tahun 1759 Van Riemsdkijk menjual sebagian tanahnya kepada pemerintah untuk pembangunan Makam Tanah Abang. Huis De ReimerTahun 1800, jalan antara Rijswijkstraat dan Tanah Abang Heuvel mulai berubah. Rumah-rumah pribadi berukuran besar bergaya arsitektur Indisch, dengan taman yang indah, bermunculan. Dari semua rumah-rumah itu, yang terpenting adalah landhuis yang dibangun Gerrit Willem Casimir (GWC) van Motman.Verbeek tak menyebut sampai kapan GWC Van Motman tinggal di rumah ini, atau kapan notaris Johannes Diedericus de Reimer mengambil alih. Situs hdebie45.deds.nl, yang memuat cerita Keluarga De Reimer dan Te Mechelen, juga tak menulis pengambil-alihan rumah ini. Yang ada hanya informasi Johannes Diedericus de Reimer lahir di Batavia Buitenzorg 17 Maret 1839 dan meninggal di Depok 11 September 1906.Sebelum abad ke-20 rumah itu populer dengan sebutan Het Huis de Riemer. Setelah kematian De Reimer tahun 1906, jalan masuk ke Het Huis de Reimer secara resmi diberi nama Laan De Reimer. Sumber lain menyebutkan jauh sebelum kematian sang notaris, masyarakat mengenal jalan masuk itu Laan de Reimer.Seperti rumah-rumah lainnya, Het Huis de Reimer tersembunyi di balik pepohonan rimbun nan hijau. Dua sisi Laan de Reimer berbaris pepohonan besar. Sekujur Tanah Abang saat itu adalah permukiman dengan konsep rumah taman. Jarak dari satu ke lain rumah adalah ruang terbuka hijau. Het Huis de Reimer menjadi populer karena arsitektur Indisch, dan keluarga besarnya yang disebut Indisch Purba oleh Van der Kamp.Setelah kematian Johannes Diedericus de Reimer 1906. Het Huis de Reimer seakan tak punya cerita. Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih rumah itu dan memfungsikannya sebagai kantor Departemen Badan Usaha Milik Negara. Laan de Reimer perlahan berubah, bukan lagi jalan masuk dengan pepohonan besar di kedua sisinya, tapi rumah rumah baru yang dibangun pengusaha Tionghoa untuk disewakan. Ini terlihat dalam iklan di &nbsp;Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië edisi 30 Juli 1915.Tahun 1930 Het Huis de Reimer dibongkar, dan rumah bergaya art deco yang dirancang arstitek JA Raket berdiri di Westerpark -- kini Jl Tanah Abang 3. Rumah-rumah baru kian banyak muncul di kedua sisi Laan de Reimer, semuanya berlantai satu. Tanah Abang sedang berubah. Rumah pedesaan Baron van Imhoff di Tanah Abang Heuvel dibagi menjadi empat oleh ahli waris Van Riemsdijk. Sayap barat dan timur menjadi dua rumah identik.Rumah-rumah baru jauh lebih modern dibangun karena kebutuhan akan perkantoran yang nyaman. Rumah-rumah itu menjadi kantor konsulat Prancis, Rusia, dan Jerman. Obral TanahLim Tiang Hoey, salah satu orang kaya Hindia-Belanda saat itu, mendirikan NV Maatschappij tot Explotatie van Tanah Abang tahun 1905. Perusahaan ini mengelola puluhan rumah dan toko di sekitar Tanah Abang dan Djati Baroe.Karakter rumah taman perlahan menghilang dari Tanah Abang. Ingatan penduduk kulit putih akan Het Huis de Reimer perlahan lenyap, atau tinggal samar-samar, bersamaan munculnya rumah-rumah modern di Tanah Abang Barat (sekarang Jl Abdul Muis, Laan Trivelli (Jl Tanah Abang 2), Laan de Bruijn Kops (Jl Tanah Abang 4(, dan Gang Thomas (Jl Tanah Abang 5).Yang menarik adalah Keluarga Van Motman tidak terlibat dalam perubahan ini. JFR van Motman, keturunan GWC van Motman dari Cabang C masih memiliki beberapa bidang tanah di Tanah Abang dan sekitarnya sampai tahun 1900. Ia lebih suka menjual semuanya.Lewat iklan di Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië edisi 8 Desember 1900, JFR van Motman mengobral tanah-tanah itu pada 22 Desember di kantor penjualan Batavia. Tiga bidang tanah terdapat di Gang Scott, Petodjo, Gang Chaulan, dan lainnya di Molenvliet Oost.Tanah Abang mungkin tidak akan menarik bagi Keluarga Van Motman. Keluarga De Reimer tak terdegar lagi setelah rumah mereka dibongkar. Yang tersisa adalah kenangan tentang rumah itu yang diceritakan anak cucu mereka, atau rekan-rekan mereka yang masih hidup.

Het Huis de Reimer dan Evolusi Tanah Abang

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi