80 Tahun Lalu Benito Mussolini Dieksekusi, Digantung, dan Dilecehkan, Hari Ini Italia Merindukan Sosoknya
Roma, REQNews.com -- Delapan dekade lalu, tepatnya 28 April 1945, diktator fasis Italia Benito Mussolini dan gundiknya; Clara Petacci dieksekusi dan jenazahnya digantung di depan umum. Keesokan harinya, jenazah keduanya dibuang di alun-alun Milan untuk diejek dan dilecehkan. Hari ini, meski tidak ada persiapan peringatan hari bersejarah itu, warisan fasisme Mussolini tak lagi disesalkan, bahkan dirindukan.
Mussonili dan Petacci digantung terbalik, dengan kaki di balok logam, dengan wajah menghadap kerumunan di Piazzale Loreto, Milan. Hampir setiap orang yang melewati janazah keduanya seolah ingin menyiksa, dan berusaha menyiksa tubuh tak bernyawa. Kematian seolah bukan akhir ekspresi balas dendam. Saat diturunkan dari tiang gantungan dan dikirim ke kamar mayat, keduanya tak dapat lagi dikenali.
Mussolini adalah sekutu Adolf Hitler pada Perang Dunia II. Namun, nasib keduanya berbeda. Jerman lebih perkasa dengan mampu hampir seluruh Eropa. Tentara Italia tak mampu menahan gempuran, dan harus menyerah kepada sekutu.
Rekan-rekan politiknya berbalik melawan, membelot ke sekutu dan merebut Sisilia. Mussolini ditangkap Dewan Agung Fasis tahun 1943. Jerman datang dan membebaskannya dari penjara, September 1943.
Ketika sekutu terus maju dan situasi militer memburuk, Mussolini hanya punya satu pilihan; lari ke Swiss lewat Lembah Vatellina. Ia juga akan menjadikan lembah itu sebagai benteng terakhir.
"Pilihan lainnya, berunding dengan sekutu untuk menyelamatkan diri," kata De Luna. "Ia memilih melarikan diri dalam konvoi lapis baja. Ia berada di belakang truk, menyamar sebagai tentara Jerman."
Mussolini tak sabar mencapai Swiss dan menghindari penangkapan tentara perlawanan dan partisan. Saat masih muda, Mussolini juga lari ke Italia untuk menghindari dinas militer. "Tahun 1922 ia juga mempertimbangkan lari ke Swiss ketika tidak yakin kudeta militernya berhasil," Francesco Filippi, penulis Mussolini Also Did a Lot of Good: The Spread of Historical Amnesia.
Dieksekusi
Pelarian itu gagal. Pada 27 April 1945 rombongan Mussolini dihentikan sekelompok kecil partisan tidak jauh dari Danau Como. Mussolini ditemukan terkulai lemas di salah satu kendaraan konvoi. Ia dihukum mati oleh Komite Pebebasan Nasional untuk Italia Utara.
Keesokan hari, Mussonili dan Petacci dieksekusi di Desa Giulino di Mezzegra yang dihadiri sedikit orang. Filippi mengatakan eksekusi dilakukan dengan cepat karena terlalu rumit dan berisiko memindahkan Duce ke Milan.
Selama bertahun-tahun tokoh utama eksekusi memberikan fakta saling bertentangan. Namun mereka sepakat pada satu hal bahwa orang Italia yang mengakhiri hidup pemimpin fasis itu.
Pada malam 28 April, jenazah Mussolini dan Petacci -- bersama 16 pentolan fasis lainnya yang juga dieksekusi -- diangkut ke Milan. Dini hari, jenazah-jenazah itu dibuang di Piazzale Loreto. Tahun sebelumnya di tempat itu 15 partisan terkenal dieksekusi dan dibiarkan tergeletak terpanggang matahari selama seharian..
"Itu hukuman mata ganti amta," kata Giovanni de Luna, penulis Una domenica d'aprile: Piazzale Loreto 1945 una fine, un inizio. "Namun, bukan keinginan balas dendam yang mendorong massa menyerang jenazah Duce secara fisik, tapi perlu pemahaman bagaimana fasisme Italia diterapkan."
Artinya, alih-alih menolak fasisme, mengejak, menistakan, dan menyerang secara fisik tubuh tak bernyawa adalah tindakan fasis.
Menurut De Luna, luapan kekerasan terjadi selama transisi antara dua rezim; kekuasaan lama tidak ada lagi dan kekuasaan baru belum tiba. Partisan tidak tahu bagaimana mengendalikan massa, yang sedang merebut kembali kedaulatan dan hampir mabuk darah karena mereka tidak tahu momen ini akan segera berakhir.
Penghinaan Brutal
Jenazah Mussolini dimakamkan di pemakaman Milan. Tidak ada batu nisan bertuliskan namanya. Namun, neo-fasis Italia tahu letak makam itu dan menggalinya tahun 1946. Jenazah Mussolini disembunyikan selama 11 tahun, sebelum dikembalikan ke keluarganya tahun 1957.
Jasad Duce dipindahkan ke ruang bawah tanah kapel keluarga di pemakaman San Cassiano di Predaapio, utara Emilia-Romagna dan menjadi tempat ziarah. Pada peringatan eksekusinya, ribuan orang yang bernostalgia dengan fasisme berkumpul di tempat itu.
Delapan dekade setelah kejatuhan sang diktator, peringatan itu berubah arah. Fraelli d'Italia (Persaudaraan Italia) yang berhaluan kanan ekstrem menjadi partai terbesar di parlemen legislatif 2022, mengangkat Giorgio Meloni ke jabatan perdana menteri dan membuat nostalgia terhadap fasisme dapat diterima.
"Hal-hal berisiko dicairkan," kata De Luna.
Ia juga mencatat Ignazio La Russa, presiden Senat, memegang patung dada Mussolini di kamarnya. Sejarawan Filippi mengaakan Italia sedang menyaksikan penulisan ulang sejarah.
"Banyak orang mencoba dengan berbagai cara memulihkan dan menilai kembali memori fasisme historis. Ada versi yang mengaakan Mussolini pada dasarnya adalah orang baik yang peduli dengan kesejahteraan rakyatnya," kata Filippi.
Mussolini adalah ayah penyayang yang melakukan kesalahan tapi bertindak untuk kebaikan. Kenyataannya, banyak catatan menunjukan bagaimana Duce melakukan penghinaan brutal terhadap orang Italia yang ia coba ubah selama bertahun-tahun. Mussolini ingin menciptakan orang Ialia baru, dan tidak menyukai orang Italia lama.
Italia tidak pernah menolak fasisme atau melakukan defasisme setelah Perang Dunia II. Sebab, terlalu banyak hubungan antara fasisme dan masyarakat Italia selama periode 20 tahun.
Filippi juga mengatakan kembalinya ide-ide fasis dan nostalgia terhadap Mussoni adalah gejala krisis demokrasi perwakilan. Kebetulan, peringatan 80 tahun eksekusi Mussolini jatuh pada setelah kematian Paus Fransiskus.
Redaktur : Teguh Setiawan

