JAKARTA, REQNews -<a href="https://www.reqnews.com/read/news/67671/buruh-unjuk-rasa-di-gedung-mahkamah-konstitusi-1100-personel-disiagakan"> Mahkamah Konstitusi (MK) </a>menggelar sidang perdana gugatan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (<a href="https://www.reqnews.com/read/memoar/58936/tahukah-kamu-uu-hak-cipta-pertama-kali-diberlakukan-311-tahun-lalu-ini-negara-pertama-yang-menerapkannya">UU Hak Cipta</a>) yang diajukan 29 musisi, Kamis 24 April 2025.Berdasarkan keterangan website MK, sidang perdana gugatan itu dijadwalkan berlangsung pukul 13.30 WIB.MK akan melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap gugatan UU Hak Cipta."Pemeriksaan Pendahuluan (I)," tulis keterangan website MK, Kamis 24 April 2025.Perkara tersebut terdaftar dengan nomor 28/PUU-XXIII/2025Dalam permohonannya, para musisi mengaku bahwa pembayaran hak ekonomi atau royalti dilakukan oleh penyelenggara acara.Para musisi menilai pasal 9 ayat (3) UU Hak Cipta bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD).Pemohon meminta agar pengguna lagu secara <a href="https://www.reqnews.com/read/memoar/61176/sejarah-sikat-gigi-1938-sikat-gigi-nilon-komersial-pertama-mulai-dijual">komersial </a>tidak perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta, selama mereka membayar royalti."Sepanjang dimaknai bahwa penggunaan secara komersial ciptaan dalam suatu pertunjukan tidak memerlukan izin dari pencipta atau pemegang hak cipta dengan kewajiban untuk tetap membayar royalti atas penggunaan secara komersial ciptaan tersebut," bunyi petitum penggugat.Sebelumnya, sejumlah musisi Tanah Air, seperti Armand Maulana, Ariel Noah, Vina Panduwinata, Titi DJ, Bunga Citra Lestari, Nadin Hamizah, Ghea Indrawari, Afgan, hingga Bernadya diketahui mengajukan gugatan tentang UU Hak Cipta ke MK untuk mengubah aturan terkait pembayaran royalti konser.Adapun, pasal-pasal dalam UU Hak Kerja yang digugat, yakni Pasal 9 ayat 3, Pasal 23 ayat 5, Pasal 81, Pasal 87 ayat 1 dan Pasal 113 ayat 2.Selain itu, pencipta karya bisa mendapatkan hak ekonomi dengan menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), lembaga yang menghimpun dan mendistribusikan royalti.Kemudian, para pemohon menilai bahwa isi Pasal 9 ayat (3) UU Hak Cipta yang berisi larangan penggunaan karya secara komersial tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dapat menghambat musisi dalam mendapatkankan haknya sebagai pelaku pertunjukan.Berikut 29 musisi yang menggugat UU Hak Cipta ke MK:1. Tubagus Arman Maulana 2. Nazril Irham 3. Vina DSP Harrijanto Joedo 4. Dwi Jayati 5. Judika Nalom Abadi Sihotang 6. Bunga Citra Lestari 7. Sri Rosa Roslaina H 8. Raisa Andriana 9. Nadin Amizah 10. Bernadya Ribka Jayakusuma 11. Anindyo Baskoro 12. Oxavia Aldiano 13. Afgansyah Reza 14. Ruth Waworuntu Sahanaya 15. Wahyu Setyaning Budi Trenggono 16. Andi Fadly Arifuddin 17. Ahmad Z Ikang Fawzi 18. Andini Aisyah Hariadi 19. Dewi Yuliarti Ningsih 20. Hedi Suleiman 21. Mario Ginanjar 22. Teddy Adhytia Hamzah 23. David Bayu Danang Joyo 24. Tantrisyalindri Ichlasari 25. Hatna Danarda 26. Ghea Indrawari 27. Rendy Pandugo 28. Gamaliel Krisatya 29. Mentari Gantina Putri&nbsp;

Hari Ini, MK Gelar Sidang Perdana Gugatan 29 Musisi soal UU Hak Cipta

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi