JAKARTA, REQnews &ndash; Namanya<a href="http://adcolaw.com/about-us/partners/dendi-adisuryo/">&nbsp;Dendi Adisuryo</a>. Ia masuk dalam 100 <a href="https://www.reqnews.com/search?q=pengacara">pengacara</a> terbaik di Indonesia menurut Asia Business Law Journal 2020. Dendi&nbsp;lahir dari keluarga sederhana. Orang tuanya bekerja sebagai sopir angkot yang cukup buat makan sehari-hari.
Terpilihnya sebagai pengacara terbaik, tidak semudah membalikan telapak tangan. Bahkan Dendi sebelumnya tidak pernah terpikir akan kuliah hukum di Universitas Indonesia. Niat mengikuti SBMPTN saja sudah tidak ada.
Bukan karena malas, ia sudah terlanjur sadar bahwa kehidupan orang tuanya pas-pasan. Ayahnya hanya bekerja sebagai sopir angkot di daerah Purwerejo, Jawa Tengah.
Masih segar dalam ingatannya, pada suatu malam kakaknya membangunkan Dendi dari tidur. Ia menyarankan agar Dendi&nbsp;mencoba ikut SBMPTN.
Ragu rasanya Dendi mengiyakan dukungan dari kakaknya. Tapi suruhan kakaknya tetap dilakukan. Ia segera membeli buku bekas untuk persiapan SBMPTN. Akhirnya ia dinyatakan lulus masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
&ldquo;Kalau saja saat itu kakak saya tidak membangunkan saya di malam hari, mungkin saya masih bekerja di admin gudang perusahaan,&rdquo; ujarnya kepada REQnews belum lama ini.
Masa-masa kuliahnya pun dilalui dengan perjuangan keras. Ia tetap harus berjuang untuk makan sehari-hari selama menjadi anak rantau di Jakarta. Tahun 2002 berkat keisengannya, ia berhasil menjadi ketua senat FHUI.
&ldquo;Padahal saya Cuma iseng-iseng saat itu, eh kepilih,&rdquo; katanya.
Pria kelahiran Jakarta, 11 Desember 1980 itu sangat mengahargai waktu. Menurutnya, waktu bagaikan aliran sungai yang tidak akan melewati titik yang sama. Waktu adalah kesempatan. Kalau seseorang bisa mengatur waktu dengan baik maka cahaya kesuksesan akan berada di&nbsp; depan matanya.
Begitupun dengan keluarga. Ia pernah menjaga ayahnya sebulan penuh di rumah sakit karena mengalami sakit jantung. Kalau pun ada client yang ingin bertemu, client tersebut harus menemuinya di rumah sakit. Baginya keluarga adalah segalanya. Karena momentum sebagai seorang ayah tidak akan pernah terulang kembali.
Belasan tahun sudah ia mendalami profesi sebagai pengacara yang ahli dalam bidang perusahaan komersial, sumber daya alam, merger dan akuisisi, meinyak dan gas bumi, perbankan dan keuangan, konstruksi, asuransi, maritim, kehutanan dan perkebunan, serta sengketa komersial.
Sebelum membangun firma hukum ADISURYO DWINANTO &amp; CO (ADCO) tahun 2007. Dendi pernah bergabung dengan Lubis Ganie Surowidjojo (LGS), Makarim &amp; Tiara S, Hadiputranto Hadinoto &amp; Partners (HHP). Dari sanalah seorang Dendi berkenalan dengan kehidupan hukum yang profesional.
Yang tetap diingat dari pengalaman hidupnya selama ini adalah tekad mewujudkan mimpi. Mimpi baginya sesuatu yang harus diperjuangkan, serta memanfaatkan mimpi sebaik mungkin untuk menyelamatkan mimpi orang lain. Itulah prinsip hidup yang ia tanamkan sampai saat ini. (Anita/Bins)

Mantan Anak Sopir Angkot, Dendi Adisuryo Sukses Menjadi Pengacara Terbaik

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi