JAKARTA, REQnews- Siapa tidak kenal seorang M. Yahya Harahap, mantan hakim agung yang memilih menjadi penulis berbagai buku tentang ilmu hukum di masa purna tugasnya.&nbsp;
Terlahir tahun 1930 di Sipirok, Tapanuli Selatan, M. Yahya Harahap menyelesaikan studinya di Universitas Sumatra Utara pada tahun 1960. Setelah itu, ia mengabdikan hampir seluruh hidupnya sebagai hakim yang ditempatkan di beberapa daerah. Tercatat, jabatan terakhirnya adalah Wakil Ketua Mahkamah Agung dalam bidang kriminalitas.
Di usianya yang semakin lanjut, pria dengan lima orang putra ini masih sangat kritis dan memiliki daya ingat yang sangat luar biasa. Hingga saat ini beliau masih membuka pintunya lebar-lebar bagi siapa saja yang ingin berdiskusi terkait hukum dan penegakan hukum.&nbsp;
Tak banyak yang tahu, seorang M. Yahya Harahap pernah tersandung masalah yang nyaris menghancurkan reputasinya. Sekitar tahun 2000-2003, Ia bersama dua hakim agung lainnya didakwa perkara korupsi. &nbsp;Kasusnya sendiri bermula dari pengaduan seorang wiraswasta bernama Endin Wahyudin kepada Tim Gabungan Pemberantas Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) mengenai suap terhadap M.Yahya Harahap, Marnis Kahar dan Supraptini yang memeriksa perkara bernomor 560/k/PDP/1998. Oleh karena laporan Endin itu dianggap mencemarkan nama baik tiga hakim agung tersebut, Ny. Supraptini kemudian melaporkan Endin Wahyuddin ke Mabes Polri pada bulan Desember 2000.
Saat itu perkaranya disidangkan dalam dua berkas terpisah di dua tempat. M. Yahya Harahap disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat sedangkan kedua hakim agung lainnya diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Salah satu Jaksa Penuntut Umum pada kasus tersebut adalah Ali Mukartono yang saat ini menduduki jabatan sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Khusus. Namun rupanya dewi fortuna masih melindungi M. Yahya Harahap, Majelis Hakim PN Jakarta Barat menolak seluruh dakwaan JPU karena UU Nomor 3/1971 tentang tindak pidana korupsi yang dijadikan sebagai landasan gugatan JPU sudah tidak berlaku lagi.

M. Yahya Harahap, Begawan Hukum Perdata Yang Pernah Tersandung Masalah

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi