JAKARTA, REQnews &ndash; Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 11 Desember 1946 mendirikan organisasi United Nations Children&rsquo;s Fund (UNICEF). Bermula setelah Perang Dunia II, Majelis Umum PBB membentuk organisasi ini untuk memberikan bantuan, serta dukungan bagi anak-anak yang tinggal di daerah perang.
Sebelumnya pada tahun 1946, kepanjangan dari UNICEF adalah United Nations International Children&rsquo;s Emergency Fund. Namun pada tahun 1953, UNICEF berkembang hingga luas untuk menangani kebutuhan anak-anak di negara berkembang.
Saat itu juga, UNICEF ditetapkan sebagai bagian tetap dari sistem PBB, yang kemudian menghilangkan kata &lsquo;international&rsquo; dan &lsquo;emergency,' yang sekarang dikenal dengan United Nations Children&rsquo;s Fund (UNICEF).
Sosok Ludwik Rajchman pun menjadi tokoh dibalik berdirinya UNICEF. Ia merupakan seorang dokter dan juga aktif dalam organisasi untuk memperjuangkan kemerdekaan Polandia. P
ria kelahiran Warsawa, 1 November 1881 ini pernah ditangkap dan di penjara di Kharkov pada tahun 1905 karena terlibat dalam pemberontakan. Dalam Perang Dunia II, ia diberikan tugas oleh PBB untuk memberikan pertolongan dan pemulihan korban konflik.
Saat ini lebih dari 190 negara berkontribusi terhadap UNICEF, dan lebih dari 200 kantor tersebar diberbagai negara. Tujuannya adalah untuk membawa misi UNICEF melalui program-program yang bekerja sama dengan pemerintah negara tersebut. Pemerintah negara-negara berkontribusi terhadap dua pertiga dari pendanaan yang dibutuhkan UNICEF.
Pada tahun 1960, UNICEF mulai mengembangkan gerakan pembangunan, transfer modal dan teknologi dari negara kaya ke negara miskin. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kehidupan anak-anak agar mendapatkan hidup yang layak.
Kemudian UNICEF menjadi inisiator untuk mencegah penyakit pada anak yang menyebabkan kematian pada&nbsp;tahun 1989. Dengan cara merancang Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Rights of the Child).
Konvensi ini menjadi perjanjian yang paling banyak disetujui dalam sejarah, hanya dua negara saja yang gagal meratifikasi dari 184 negara anggota PBB saat itu, yaitu Somalia dan Amerika Serikat.
Kini UNICEF memfokuskan dalam upaya meningkatkan kesehatan, gizi, pendidikan, dan kesejahteraan anak-anak. Salah satunya program kampanye imunisasi, terutama di negara berkembang dan tertinggal.
Sebagai upaya, mereka mengirimkan 450 juta dosis vaksin untuk 80 negara di seluruh dunia, dari tahun 2017 hingga 2020. Dengan harapan, 5,7 juta kematian dalam setahun bisa dihindari.
Pada tahun 2003, lebih dari 60 ribu nyawa selamat dengan program vaksinasi darurat. Program tersebut ditujukan untuk 50 juta anak di negara dengan krisis yang kompleks, seperti Uganda, Sudan, Afganistan, dan lain-lain.
UNICEF pun mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian Penghargaan UNICEF pada tahun 1965. Terkait dengan program UNICEF yang menitik beratkan pada tingkat pelayanan masyarakat, dalam rangka menyuarakan kesejahteraan dan kesehatan untuk anak-anak. Selain itu, pada tahun 2016 UNICEF juga mendapatkan penghargaan Price of Asturias Award of Concord.

Sejarah Terbentuknya UNICEF, Organisasi Pemberi Bantuan hingga Dukungan Bagi Anak di Daerah Perang

Komentar

Berita Terkait

Berita Rekomendasi